Ki Hajar Dewantara membedakan kata pendidikan dan pengajaran dalam memahami arti dan tujuan pendidikan. Menurut KHD, pengajaran adalah bagian dari pendidikan, yang merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya), hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Guru seperti seorang petani yang hanya menuntun tumbuh kembang anak.
Disiplin positif adalah sebuah pendekatan yang secara aktif mempromosikan partisipasi anak dan penyelesaian masalah yang secara bersamaan juga mendorong pendidik menjadi panduan positif bagi anak dalam perjalan tumbuh kembang mereka.
Penerapan budaya positif pada aktivitas yang dijalankan warga sekolah, baik itu pendidik, tenaga kependidikan, maupun siswa seyogyanya didiskusikan agar terciptanya sebuah komitmen dan konsekuensi ketika terdapat kemungkinan kekurangan yang timbul pada saat pelaksanaannya.
Tujuan
Melalui
kegiatan aksi nyata ini, peserta didik diharapkan dapat menerapkan
budaya positif di kelas melalui kesepatan kelas yang dibuat dalam proses
pembelajaran di kelas.
Tolak Ukur
Tercapainya penerapan budaya positif melalui kesepakatan kelas, sehingga siswa memiliki komitmen terhadap kesepakatan yang telah dibuat dan menerima konsekuensi atas kekurangan yang timbul dalam pelaksanaannya.
Lini Masa Kegiatan
- Membuat rancangan tindakan aksi nyata.
- Koordinasi dengan kepala sekolah untuk izin melaksanakan aksi nyata sesuai dengan waktu yang ditentukan.
- Menentukan waktu pelaksanaan aksi nyata.
- Mensosialisasikan rencana aksi nyata kepada rekan guru.
- Pelaksanaan aksi nyata.
- Membuat dokumentasi selama kegiatan aksi nyata
Dukungan Yang Dibutuhkan
Melalui kegiatan aksi nyata ini, peserta didik diharapkan dapat menerapkan budaya positif di kelas melalui kesepatan kelas yang dibuat dalam proses pembelajaran di kelas.
- Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah dalam pemberian izin pelaksanaan.
- Rekan guru dalam mewujudkan keyakinan kelas dan sekolah sehingga budaya positif dapat terwujud.
- Peserta didik sebagai subjek dan objek dari penerapan budaya positif.
- Cara menjalankannya dengan menjalin komunikasi, baik itu dekan kepala sekolah, rekan guru, maupun peserta didik.
- Alat dan bahan yang digunakan adalah kamera, laptop, LCD Proyektor, kertas karton, dan sound system.
Hasil Aksi Nyata
- Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
- Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
- Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
- Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
- Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu
- Bila ada yang melanggar, pastikan konsekuensi dijalankan
mantap Pak Ariesmen
ReplyDeletePost a Comment