Penerapan Budaya Positif Melalui Pelaksanaan Kesepakatan Kelas

Oleh : ARIESMEN RAHMAT YUNIS, S.Pd
Instansi : SMA Negeri 1 Kluet Utara
CGP Angkatan 4 Kabupaten Aceh Selatan
 

Latar Belakang

Ki Hajar Dewantara membedakan kata pendidikan dan pengajaran dalam memahami arti dan tujuan pendidikan. Menurut KHD, pengajaran adalah bagian dari pendidikan, yang merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya), hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Guru seperti seorang petani yang hanya menuntun tumbuh kembang anak.

Disiplin positif adalah sebuah pendekatan yang secara aktif mempromosikan partisipasi anak dan penyelesaian masalah yang secara bersamaan juga mendorong pendidik menjadi panduan positif bagi anak dalam perjalan tumbuh kembang mereka.

Penerapan budaya positif pada aktivitas yang dijalankan warga sekolah, baik itu pendidik, tenaga kependidikan, maupun siswa seyogyanya didiskusikan agar terciptanya sebuah komitmen dan konsekuensi ketika terdapat kemungkinan kekurangan yang timbul pada saat pelaksanaannya.

 


Tujuan

Melalui kegiatan aksi nyata ini, peserta didik diharapkan dapat menerapkan budaya positif di kelas melalui kesepatan kelas yang dibuat dalam proses pembelajaran di kelas.

 

Tolak Ukur

Tercapainya penerapan budaya positif melalui kesepakatan kelas, sehingga siswa memiliki komitmen terhadap kesepakatan yang telah dibuat dan menerima konsekuensi atas kekurangan yang timbul dalam pelaksanaannya.

 

Lini Masa Kegiatan

  • Membuat rancangan tindakan aksi nyata.
  • Koordinasi dengan kepala sekolah untuk izin melaksanakan aksi nyata sesuai dengan waktu yang ditentukan.
  • Menentukan waktu pelaksanaan aksi nyata.
  • Mensosialisasikan rencana aksi nyata kepada rekan guru.
  • Pelaksanaan aksi nyata.
  • Membuat dokumentasi selama kegiatan aksi nyata
 

Dukungan Yang Dibutuhkan

Melalui kegiatan aksi nyata ini, peserta didik diharapkan dapat menerapkan budaya positif di kelas melalui kesepatan kelas yang dibuat dalam proses pembelajaran di kelas.

  • Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah dalam pemberian izin pelaksanaan.
  • Rekan guru dalam mewujudkan keyakinan kelas dan sekolah sehingga budaya positif dapat terwujud.
  • Peserta didik sebagai subjek dan objek dari penerapan budaya positif.
  • Cara menjalankannya dengan menjalin komunikasi, baik itu dekan kepala sekolah, rekan guru, maupun peserta didik.
  • Alat dan bahan yang digunakan adalah kamera, laptop, LCD Proyektor, kertas karton, dan sound system.

Hasil Aksi Nyata

Kegiatan aksi nyata melalui penerapan  kesepakatan kelas untuk menumbuhkan budaya positif kelas siswa dan guru.
Adapun hal- hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan keyakinan atau kesepakatan kelas yaitu :
  1. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
  2. Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
  3. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
  4. Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
  5. Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu
  6. Bila ada yang melanggar, pastikan konsekuensi dijalankan
 



Pembelajaran Yang Didapat Dari Pelaksanaan
 
Faktor pendukung (keberhasilan)
 
Adanya dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat, dan siswa. Kreativitas yang muncul dapat disalurkan dengan cara menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga akhirnya menjadi budaya positif yang dapat di terapkan tidak hanya di linkungan sekolah namun juga di lingkungan masyarakat.
 


 
Tantangan

Kesepatan kelas yang telah dibuat dan diketahui seluruh siswa hendaknya senantiasa mereka jalankan dan patuhi dengan penuh kesadaran. Setiap guru dan wali kelas harus senantiasa memantau kedisiplinan siswanya. Jika ada siswa yang melanggar, siswa tersebut dengan ikhlas harus menerima konsekuensi yang sudah disepakati sebelumnya.
 
 


 

1 Comments

Post a Comment

Previous Post Next Post